Rabu, 10 Desember 2008

Memberi & Menerima Kejujuran


Sebuah cuplikan obrolan dalam rumah tangga.
Suami : Istriku, ada sesuatu hal yang ingin ku akui padamu

Istri : Ada apa yah pak?

Suami : Istriku, tapi harap engkau siapkan dirimu dengan apa yang akan aku katakan.

Istri : hmm, ya sudah pak, cerita saja tidak apa apa.

Suami : Sebenarnya selama ini aku sudah berselingkuh dengan 4 wanita.

Istri : oohh, ya sudah, pak. Tidak apa apa.

Suami : Lho? Koq ibu ga kaget dan tidak marah??

Istri :Sebenarnya aku juga pernah berselingkuh koq, pak.

Suami : wah?? Ibu pernah berselingkuh berapa kali??

Istri : Entahlah, pak. Tapi setiap kali aku berselingkuh, aku sudah menaruh sebutir kacang hijau di toples di dapurSang suami lalu pergi ke dapur untuk melihat seberapa banyak kacang hijau yang ada di dalam toples. Ketika berada di dapur, sang suami menemukan setoples penuh kacang hijau dan beberapa lembar uang ribuan di atas toples tersebut.
Suami : Wah, ibu sudah berselingkuh berkali-kali ya? Lalu uang di atas toples itu uang apa???Istri : Iya, karena toplesnya sudah terlalu penuh, maka sebagian kacang hijau itu sudah ibu jual di warung.
Sang suami tak habis pikir, apa yang mesti dilakukan terhadap istrinya. Terlebih dari itu, dia juga berpikir;

pelajaran apa yang dapat dia ambil dari kejadian ini.

Dari sebuah cuplikan kejadian rumah tangga di atas, memang kejujuran kadang sangat menyakitkan. Ketika kita sudah jujur kepada orang lain, pasti kita akan mengharapkan orang tersebut dapat menerima kejujuran kita. Dalam pikiran kita pasti berpikir “Yah itulah aku, yang penting kan aku sudah jujur. Suka atau tidak, yang penting aku sudah jujur”. Keadaan menjadi sulit bila kita menerima kejujuran dari orang lain yang ternyata sangat menyakitkan hati kita.
Dan pastinya, ketika orang lain tersebut jujur kepada kita, dia juga berkata jujur dengan tujuan yang kurang lebih

sama dengan kita, yaitu berharap agar orang lain dapat menerima kejujurannya walaupun pahit.
Mempersiapkan diri ketika sebelum berkata jujur memang sangatlah penting. Kita harus siap jika ada sebagian orang atau apesnya semua orang tidak dapat menerima kejujuran yang telah kita katakan.

Kita harus siap jika Ternyata dengan kejujuran itu kita akan kehilangan banyak orang yang tadinya telah dekat kepada kita. Danberuntunglah jika setelah kejujuran terungkap, hanya sedikit hal yang berubah pada orang-orang di sekitar anda.
Namun yang tak kalah pentingnya adalah kita juga harus mempersiapkan diri kita untuk mendengarkan kejujuran dari orang lain. Kita juga harus sadar bahwa seburuk apapun kejujuran yang kita terima dari orang lain, itu adalah sebuah kejujuran. Dan kita juga harus sadar bahwa sebuah kejujuran yang pahit, adalah lebih baik di bandingkan kebohongan yang manis.Sebuah mobil tua nan masih berfungsi, jauh lebih berguna di bandingkan dengan hayalan tentang mobil mewah.

Bersyukurlah jika anda mendapatkan sebuah kejujuran.
Berkata jujur adalah sebuah hal penting, namun tegar menerima kejujuran dari orang lain, adalah suatu hal nan tak kalah pentingnya.

Tidak ada komentar: